Dipa Nusantara Aidit: PKI dalam Gestapu
09.37.00
Njoto, Sjam, Muso, dan Dipa Nusantara
Aidit. Bagi mereka yang suka membaca, terutama buku yang terkait sejarah
perjalanan bangsa Indonesia, pasti tahu siapa mereka berempat dan bagaimana
peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Ya, tepat! Mereka adalah tokoh PKI; Partai komunis yang pada
masanya sempat menjadi partai komunis terbesar di Dunia.
Sepak terjang keempat tokoh tersebut pernah dibukukan oleh
Tim Tempo dalam seri Orang Kiri Indonesia. Dan entah kebetulan atau tidak,
seolah menyambut tragedi 30 September, atau yang lebih dikenal dengan Gestapu
(istilah yang dicetuskan pertama kali oleh Brigjen TNI Soegandhi ─ mantan Direktur
Penerangan SAB sekaligus Pemimpin Umum koran Angkatan Bersenjata), buku tersebut belakangan dicetak ulang dan
banyak bermunculan di tiap sudut Toko Buku "mainstream".
Kisah tragedi Gestapu sendiri sudah banyak dibukukan atau
coba diulas seperti apa alur cerita sebenarnya oleh beberapa orang, bahkan ada
pula Film dan juga "Buku Putih"nya (belakangan keduanya dianggap
hanya sebagai propaganda orde baru saja). Akan tetapi, akibat simpang-siurnya
kebenaran versi masing-masing pihak, kisah tragedi kelam 30 September itu masih
tetap saja abu-abu.
Sebenarnya, siapa yang sebenarnya terlibat?
Dari beberapa literatur, memang ada bukti kebenaran
keterlibatan PKI dalam tragedi tersebut. Seperti yang diakui Sudisman, anggota
Politbiro PKI di depan Mahmillub pada 21 Juli 1967, serta testimoni dari
Brigjen Supardjo pada Mahmillub yang kemudian dikutip oleh John Roosa dalam
bukunya yang berjudul "Pretext for
Mass Murder".
Sumber lain─dengan berani─mengatakan bahwa justru pihak asing yang merancang semuanya.
Bahkan ada pula yang menyebutkan justru Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto yang
berada di balik Gestapu, seperti yang ditulis Ben Anderson dan Ruth McVey dalam
analisisnya yang lebih dikenal sebagai Cornell
Paper.
Salim Said dalam bukunya "Dari
Gestapu Ke Reformasi; Serangkaian Saksi" menyebutkan bahwa yang berada
di balik Gestapu adalah PKI sendiri, kata pemerintahan Orde Baru; Akibat
pertentangan internal Angkatan Darat, kata D.N. Aidit (PKI) dan para ahli
Indonesia di Cornell University; CIA, kata Peter Dale Scott; Soeharto, kata
Wertheim; PKI, Tentara dan Nekolim, kata Sukarno. Pada kesempatan lain, Kolonel
Bambang Widjanarko dalam buku "The
Devious Dalang" justru menyebutkan kerlibatan Sukarno dalam Gestapu.
Dari sekian banyak versi, mungkin bisa disintesakan bahwa PKI,
Sukarno serta pihak-pihak Angkatan Darat yang “Sukarnois” yang berada dibalik Gestapu.
Lalu alasan Gestapu?
Saya rasa semua sepakat, semua diawali dari ketidaksukaan
Sukarno terhadap Jendral Ahmad Yani, yang kemudian malah ditumpangi
kepentingan-kepentingan lain.
Di dalam buku “Aidit;
Dua Wajah Dipa Nusantara” karya Tim Tempo, dikatakan oleh salah satu tokoh,
bahwa tragedi 30 September adalah murni kecerobohan PKI yang tidak merancang
skenario secara matang. Dan Salim Said dalam bukunya tadi juga mengatakan bahwa
alasan terjadinya Gestapu adalah karena Sukarno merencanakan pendaulatan
terhadap Ahmad Yani yang dianggap susah diatur oleh Sukarno. Namun, rencana yang awalnya hanya Daulat
justru berubah menjadi ‘pesta’ pembantaian para jenderal. Hal ini diakibatkan
dari kepanikan prajurit di lapangan yang berakar dari perencanaan yang kacau.
p.s.; Saya tidak menutup kemungkinan sintesis ini berubah
jika ditemukan bukti-bukti lain.
0 komentar