Ruang Kosong
09.28.00
Dari
jauh, terlihat pintu itu sedikit terbuka, seolah sengaja memberi celah bagi
cahaya untuk masuk.
Tapi
dari dekat, sebenarnya pintu itu masih tertutup dengan rapat, seolah tak
memberi ruang untuk dihampiri; ruang besar yang sebenarnya sudah lama tidak
dihampiri siapa-siapa—atau lebih tepatnya tidak disediakan kepada siapa-siapa
selain pemilik sebelumnya.
Jaring laba-laba
besar di tengah ruangan dan debu-debu yang menempel di setiap sudutnya, menjadi
tanda bahwa tempat ini sudah lama tidak dihuni dan dijamah manusia; entah
berapa lama.
“Hanya
tempat kumuh yang tak laik huni,” komentar setiap orang yang sempat melongok ke
dalam. “Masih bisa dirapikan, meski butuh waktu lama.”
Hanya
sebentar menetap, lalu mereka kembali pergi—keluar dari ruangan itu. Mereka mengira
sudah gagal menata ulang; padahal lebih tepatnya mereka hanya tidak sanggup
merapikan setiap jengkal isinya.
Sebegitu
usang, kah, ruangan itu?
Atau sebegitu
sulit, kah, merapikan setiap kepingannya?
Hati yang kosong
tak berpenghuni, sekalinya dihuni tidak lama ditinggal pergi.
0 komentar