Menikmati Pemberhentian
20.20.00Ini
tentang bagaimana menikmati suatu pemberhentian.
Pemberhentian
adalah proses untuk memberhentikan. Ini merupakan proses paling sulit bagi
orang-orang yang sudah ‘kecanduan’. Suatu tahap yang
membuat kita bingung antara tidak rela untuk melepaskan, dengan ditekan dorongan
yang ingin kita untuk melepaskan. Begini, kita tidak boleh banyak berpikir. Bagi
saya, berpikir itu artinya kita ragu. Karena biasanya, kalau kita sudah ragu,
ya, bakal ada keraguan-keraguan lain di depan suatu saat nanti yang akhirnya
akan membuat kita terus-terusan berpikir apa yang harus di pilih. Hasilnya, jelas,
kita malah hanya terus berpikir—tanpa pernah bisa diselesaikan.
Nah,
sebenarnya, sebagai manusia kita harus bisa bertanggung jawab terhadap segala
sesuatunya dan kembali kepada kodratnya—melakukan segala sesuatunya dengan
keyakinan dan ketulusan. Let the dead, be dead. Kita tidak
boleh ragu untuk pindah. Ya, ibarat berjalan di tempat yang gelap, semuanya memang
tidak bisa terlihat, tapi kita harus selalu mencoba untuk berjalan. Entah ke
sudut ruangan mana pun itu, kita tidak boleh berdiam di tempat begitu saja,
karena berdiam tidak akan merubah keadaan. Kalau terbentur, ya, itu wajar. Tapi,
bukannya benturan itu bisa dijadikan sebagai petunjuk untuk bisa keluar dari
ruangan gelap itu? Begitu juga seharusnya kita. Masalah-masalah yang datang
pasti akan menuntun kita ke yang tepat.
Pemberhentian adalah
keharusan; untuk merubah dari yang saat ini menjadi yang lalu, dan yang masa
depan menjadi yang masa kini —memindahkan yang bukan seharusnya dan memiliki
yang seharusnya.
Nikmatilah!
0 komentar