Tidak Boleh

07.16.00

Ketika suapan kedua darinya hendak memasuki mulutku, dengan cepat aku menangkis. Sendoknya nyaris terjatuh.

Lho, kamu kenapa?” tanyanya.

Ini…” Pelan-pelan aku coba untuk menenangkan batinku yang berguncang sejak tadi. “Ini gak boleh,” suaraku bergetar.

Gak boleh gimana?” katanya, tercengang.

Kualihkan mataku jauh ke depan, “Kita gak boleh kayak gini! Ini terlalu jauh,

Dia terdiam. Retina matanya berbicara dia merasa bersalah.

Maaf,” kataku tiba-tiba.

Aku yakin dia tau, tidak akan ada setiap detik kami dulu yang bisa dikembalikan, termasuk apa yang dia lakukan terhadapku, tadi. Aku yakin dia juga tau, akan ada seseorang yang terluka jika kami mengalir seperti itu. Kami sama-sama tau itu. Kami juga sadar akan itu.

Aku yang harusnya minta maaf,” ujarnya.

Aku mengangguk.

Kami tergeming sesaat. Tak lama, dia kembali menghabiskan nasi goreng mentega buatanku yang tersisa. Dia terus makan, sampai akhirnya dia terhenti disuapan terakhir.

*****

You Might Also Like

0 komentar