Pendapat atas Kritikan

10.15.00

Rabu, 22 Oktober 1969

            Pagi ini saya melihat karangan saya di Indonesia RayaWajah mahasiswa UI yang bopeng sebelah”. Di Lapangan Benteng Susi langsung membicarakan komentar keras. Saya kira setelah saya menuliskan semua “kemuakan-kemuakan” saya soalnya akan membawa ketenangan. Ternyata juga tidak.

            Di fakultas sastra saya mencari Pia. Saya jelaskan bahwa semua yang saya tulis adalah pendapat saya dan tidak ada hubungannya dengan siapa pun juga. Pada Benny Hoed saya jelaskan sikap yang sama. Dan kemudian saya minta berhenti jika hal ini akan membawa perbaikan pada FSUI. Karena Benny juga menceritakan apa yang telah dikatakan oleh Assegaf. Dan kini mau gugat-gugat soal-soal Parsudi dan gup Rusia. Saya tambah mendongkol melihat betapa tidak sportifnya pimpinan UI karena mereka bukannya berdialog tentang kritik tadi malah mencari-cari sasaran yang tidak benar.

            Sore-sore saya ke Harsja untuk wawancara Kompas. Soal tulisan saya di Indonesia Raya jadi pembicaraan juga. Menurut Harsja ia mendengar dari Prof. Rasjad (FKUI) ada laporan intel yang bilang bahwa FSUI adalah pusat G-30-S. Dia cuma tertawa saja sebagaimana biasa. Dan ia bilang bahwa “sekali-kali mereka juga harus digituin agar mereka juga jadi giat untuk memperbaiki situasi keuangan”. Waktu soal permintaan berhenti saja, saya ajukan ia menolak,  “Harus dibedakan antara profesi seseorang dan sikap pribadinya. Tak ada hubungan antara pendapat pribadi Hok Gie dengan jabatannya di FSUI”.

            Saya merasa “hormat” atas sikap Harsja yang begitu etis dan jujur.

[] Dalam Catatan Seorang Demonstran, halaman 422-423.

You Might Also Like

0 komentar