Belakangan...
15.15.00
Belakangan,
saya mulai tidak mengerti dengan diri saya sendiri. Banyak hal yang sebenarnya
tidak bisa saya jelaskan dengan analisa nalar saya seperti biasanya. Entah
kenapa, akhir-akhir ini saya menjadi pelupa. Mulai dari lupa dimana saya
menaruh barang terakhir kali. Mengerjakan tugas. Menghapus sms penting begitu
saja. Membawa paper atau flashdisk ketika kuliah. Sampai lupa apa saya sudah
mengunci rumah atau belum, sampai-sampai harus menelepon Ayah saya untuk
mengeceknya. Padahal saya saat ini sedang senang-senangnya membaca buku. Yang menurut
orang membaca buku akan menghindarkan kita dari kelupaan.
Bicara soal
kesukaan saya membaca buku, saat ini saya sedang gemar membaca buku ‘berat’. Mulai dari buku catatan harian
dari Soe Hok Gie, dan Butet Manurung. Buku tentang Prabowo dan Alm. Munir.
Hingga biografi seorang Nelson Mandela dan Soekarno. Kebiasaan ini saya rasa
cukup aneh, karena setelah sekian lama saya menggeluti per-novel-an untuk saya
lahap, baru kali ini saya merasa novel terlihat begitu membosankan. Tapi masih
ada satu novel yang saya ingin baca secepatnya, yaitu novel Athena; Eureka! Dari
Erlin Natawiria —kakak teman saya “Day”.
Kembali
pada keanehan saya belakangan ini, entah ini benar atau tidak, tapi saya merasa
lebih hiperaktif. Hal-hal aneh mulai sangat sering saya lakukan. Dari candaan
yang mulai absurd dan berlebihan, sampai ucapan keterlaluan yang begitu membabi-buta.
Bahkan saya sekarang sedang mengompor-ngompori junior-junior saya untuk membuat
sebuah underground act. Tujuan saya cuma
satu, agar kita bisa mengomentari keadaan Negara ini dengan bebas dalam sebuah
perkumpulan. Bukan untuk memilih yang benar atau yang tidak. Tapi maksud saya
hanya ingin mereka ini sadar bahwa posisi mereka sekarang adalah mengawasi —orang-orang
tua banyak tingkah— di senayan dan membuat sebuah pemberhentian atas ‘ketololan’
itu. Awalnya sulit juga sih, tapi doakan saja saya bisa mendoktrin ‘anak-anak
baru’ ini agar lebih melihat Negara ini secara dalam dan menyunat keburukan yang ada.
Dan hal
yang paling saya anehkan dari diri saya lagi belakangan ini adalah keadaan déjà
vu yang tidak pernah berhenti. Sialnya, ada beberapa bagian yang nyata terjadi
beberapa hari yang lalu. Tapi entah kenapa terasa pernah saya lihat keadaannya
dengan porsi dan keadaan yang sama di suatu waktu. Saya tidak mengada-ada. Saya
yakin seratus persen. Dan secara tidak langsung, keadaan ini membuat saya
merasa begitu keheranan. Bahkan porsi déjà vu yang saya alami begitu intens,
tidak seperti biasanya. Dalam satu minggu bisa dua puluhan kali saya merasakan déjà
vu. Berkali-kali. Berulang-ulang. Terus. Tanpa henti. Sampai detik ini.
Oh iya,
terakhir. Akhir-akhir ini saya juga sering merasakan ada ketidakberesan yang
akan terjadi. Entah itu pada saya, atau orang lain di dekat saya. Awalnya saya
rasa itu hanya hal yang biasa saja, tapi ternyata saya rasa saya salah besar. Ini
terjadi ketika kemarin, hari minggu, saya mendapat kabar duka dari salah satu
teman baik saya. Tidak hanya di situ, feel
saya juga semakin menjadi-jadi sekarang, ada hal mengerikan yang lebih dari
ini akan terjadi. Apa itu? Saya juga tidak mengetahuinya sekarang. Kita lihat
saja nanti.
0 komentar