Saat Ini

01.33.00

Ada kalanya kesendirian menjadi cara yang terbaik untuk mengerti. Kamu tahu, keheningan yang kuciptakan selama ini ternyata hanya untuk menyimpulkan; ini luka. Ya, selama itu. Setidaknya keyakinan itu menjadi pasti dan bulat.

Apakah kita hanya sebatas nyala lilin? Awalnya begitu terang. Namun ketika ditembak oleh hembusan angin, nyala itu tidak lagi ada. Padam. Hanya tersisa hangat yang perlahan berkurang. Nyala itu usai.

Apakah kita hanya sebatas jemari? Memiliki ruang yang merenggangkan satu sama lain. Bisa saja direkatkan memang, tapi tidak bisa dilakukan selamanya. Bahkan hanya untuk waktu yang lama sekalipun pasti terasa pegal. Tidak nyaman. Ruang itu selalu berhasil memisahkan kita.

Apakah kita hanya sebatas sepasang kaki? Senantiasa berjalan beriringan, namun tidak pernah bisa disatukan. Berpasangan, namun tidak mungkin bisa melekat satu sama lain. Kita terbunuh oleh ruang di antara kita untuk berjauhan, dan berjalan di tempatnya masing-masing.

Apakah kita hanya sebatas sepasang bola mata? Tidak mungkin melekat satu sama lain. Hanya bisa melihat, tanpa melogikakan kenyataan yang sebenarnya. Salah satunya perih, satunya lagi tidak peduli.

Aku sudah terlanjur berlari sendirian. Inilah keadaan ternyamanku.

Aku sudah tidak memikirkan apakah kamu mau berlari bersamaku atau tidak. Kalau kaumau, mari kita berlari beriringan berdua. Akan kugenggam setia tanganmu. Jika tidak, yasudah. Aku akan berlari jauh dari letakmu saat ini. Semakin menjauh. Selamanya. Sampai batas kejauhan tidak mampu menjabarkannya lagi.

You Might Also Like

0 komentar