Discourse
09.04.00
“Jika
memang semua sudah tidak lagi sebesar dulu, berhentilah. Pergi sejenak, dan
kamu akan tahu benarkah itu tidak sebesar dulu. Bagaimanapun, sejatinya cinta
itu tidak harus memaksa. Kita tidak bisa meneruskan apa yang seharusnya diakhiri.
Setiap dua manusia yang memulai fase itu pasti memulainya dengan kasih sayang,
sementara akhirnya ada dua kemungkinan. Dua kemungkinan inilah yang membuat
kita tahu, rasa itu takdir Tuhan atau bukan. Tidak seberapa penting kuantitas,
yang paling penting itu kualitas. Kamu memang berjalan cukup lama dengannya. Kamu
memang punya rasa yang sangat besar kepadanya begitu lama. Kamu memang amat
bersikeras mempertahankan semuanya walau banyak hal yang menjadi sapaan untuk
disudahi. Kuasamu masih sangat lemah. Ada kuasa yang lebih berhak atas semuanya
dibanding kamu.
“Kalau
ini memang jalan-Nya, pasti akan ada persimpangan lagi yang mempertemukan
kalian setelah persimpangan perpisahan. Takdir itu tidak berlogika, semuanya di
luar nalar. Percuma berutopis, di sini kita yang menjadi tokoh cerita, bukan si
pembuat cerita. Jalani saja. Sakit itu pasti, tapi percayalah, jika kamu sudah
terlarut dengan sakit itu, suatu saat akan ada yang membangunkanmu untuk
melayang pergi dari kubangan sakit itu.
0 komentar