Bungkus Berlian

08.29.00

Dia mungkin tidak bisa kita ajak berkomunikasi dengan sempurna. Mungkin juga hanya bisa melakukan hal yang tidak masuk akal. Atau berkelakuan tak layaknya pria berkepala tiga. Tapi dari sedikit ketidakmengertian kita, ada sebuah pelajaran yang mungkin sangat masuk akal dibanding apa yang kita mengerti. Ada sebuah kehebatan yang tidak kita sadari. Karena selama ini kita hanya menghakiminya dengan ketidaksempurnaan yang seolah-olah menutup apa yang begitu mengesankan darinya.

Cinta perlahan membuatnya diam. Membuatnya tenang. Pula membuat hidupnya teratur. Tapi, ketidakmampuan orang lain untuk mengerti, membuat semua semakin tidak tahu apa maunya, dan apa keinginannya. Yang pasti, bagi orang terdekatnya, dia hanya butuh ketenangan yang sangat jarang dia dapatkan. Sekali dia tenang, dia mampu mempertahankan itu selamanya. Bukan lagi lolongan, atau teriakan yang mencekik telinga.

Mentalnya memang tumbuh lambat, tapi otaknya jauh melebihi pertumbuhan umurnya. Dengan keadaannya, dia mampu menghafal dan memainkan angka-angka, walau memang dia tidak akan tahu apa makna dari obrolannya. Sebagian orang hanya mampu mempreteli tanpa mampu merakitnya kembali. Sedangkan dia, dia lebih hebat dari perakitnya. Dia mampu mempretelinya, pula mampu merakitnya kembali jauh lebih sempurna. Bukan hanya itu, rekaman otaknya juga hebat. Dengan sekali saja mendengarkan sebuah alunan nada, ketika ia memencet tuts piano dengan wajah yang tidak fokus, nada yang sama justru mampu ia mainkan dengan indah.

Dia tidak memahi mengapa orang harus bercita-cita. Baginya, ia hanya melakukan apa yang ia ingin lakukan. Bukan melakukan apa yang bisa meraih cita-citanya. Sekarang dan nanti adalah sama baginya. Tidak akan berbeda. Terus melakukan apa yang ingin ia lakukan. Tanpa alasan. Tanpa kewajiban. Karena baginya, keadilan dan peraturan kita tidak berlaku. Dia jauh lebih bebas. Tidak terikat belenggu.

Sebagian besar orang mungkin bisa meledek dan meludahi perilakunya. Tapi saya yakin, sebagian besar orang juga akan bersujud akan kemampuan yang ia miliki. Mungkin bisa saja mereka yang tahu kelebihannya akan berteriak; jangan remehkan dia! Tubuhnya hanya bungkus palsu sebuah berlian. Butuh hati yang sabar untuk menemukan berlian itu. Bukan berlian imitasi. Ini nyata. Kamu harus menemukannya sendiri. Dalam tubuh seorang berkepala tiga, berjiwa di bawah umur remaja.

You Might Also Like

0 komentar