Si Kancil dan Kuda yang Angkuh

08.07.00

Mendung masih bergelanyut manja di kolong langit. Pucuk-pucuk dedaunan masih basah membekas sisa-sisa hujan bagai butiran mutiara. Sore itu si kancil berjalan di perbatasan hutan. Dia dalam perjalanan pulang setelah seharian berkeliling hutan menikmati rumput-rumput yang segar.

Dari kejauhan si kancil melihat kuda yang berlari dengan kencang. Helai-helai bulu bak rambut yang tumbuh di bagian atas lehernya tergerai tersapu angin,membuat kuda itu tampak sangat gagah dan menakjubkan. Kuda itu terus berlari menghampiri si kancil. Dengan kencangnya dia melewati si kancil dan menginjak kubangan air di dekat si kancil  hingga air itu muncrat mengenai si kancil yang terkejut.

"Hai kuda...!! Hati-hati kalau berlari. Lihat jalan dong...!!". Teriak kancil.

Merasa dirinya ditegur, kuda itu pun berhenti dan menghampiri si kancil.

"Memangnya kenapa? Ini kan jalan umum jadi bebas dong!". Kata si kuda membantah.

"Iya...Tapi lihat-lihat juga pengguna jalan yang lain. Jangan cepat-cepat kalau lari, ini kan bukan jalan punya nenek moyang mu...". Kata si kancil sedikit jengkel.

"Lho...memangnya apa urusanmu? Aku mau lari kencang atau tidak, itu kan hakku. Paling-paling kau cuma iri karena tak bisa lari secepat aku. Sudah bukan rahasia lagi bahwa akulah hewan tercepat di seluruh hutan ini, bahkan harimau dan singa pun tak sanggup mengalahkanku...hahaha..". Kata kuda dengan sombongnya.

Merasa dirinya dihina, si kancil pun merasa tertantang. Lalu timbulah niat nekat di pikirannya...

"Wah..siapa bilang aku akan kalah olehmu? Kalau kau memang berani, bagaimana kalau kita adakan lomba lari buat pembuktian". Tantang si kancil.

"Wah...baik. Siapa takut? Sudah pasti aku yang akan menang..hahaha Kapan dan di mana tempatnya? Silahkan kamu yang pilih..". Kata si kuda semakin angkuh.

"Besok sore..di bukit tengah hutan. Siapa yang bisa lebih dulu sampai di atas bukit, dialah pemenangnya...". Jawab kancil.

"Baik... sampai ketemu besok sore. Dasar kancil pecundang..hahaha...". Kata kuda sambil berlari meninggalkan kancil.

Esoknya pagi-pagi sekali kancil sudah datang ke bukit. Dia berlatih dan berusaha mempelajari medan perlombaan. Sedangkan si kuda seharian tidur dengan bermalas-malasan. Dia tidak berlatih karena sudah yakin dengan kecepatan yang dia miliki, dia pasti yang akan jadi pemenangnya.

Akhirnya waktu sorepun tiba. Si kuda datang dengan membawa serta teman-temanya,tujuanya untuk mengejek kancil ketika dia menang nanti. Dan teman-teman kancil pun juga datang, mereka ingin memberi dukungan dan semangat untuk si kancil agar berusaha dan tak gampang menyerah.

Perlombaan pun ahirnya dimulai. Dengan kecepatan yang dia miliki, si kuda memimpin pada awal pertandingan. Tapi ketika sampai di tengah perjalanan, keadaan mulai berubah. Jalanan hutan yang penuh ranting pohon dan semak belukar membuat si kuda kesulitan berlari, hingga larinya jadi melambat. Sedangkan si kancil yang telah tau medan karena giat berlatih tak merasa kesulitan sama sekali.


Dengan tubuhnya yang kecil tapi gesit dan lincah, si kancil dapat menghindari ranting dan menerobos semak belukar dengan mudah. Dan ahirnya si kancil dapat memenangkan lomba itu karena kegigihan dan semangatnya untuk berlatih. Sedangkan si kuda yang tau bahwa dirinya kalah oleh si kancil, hanya dapat tertunduk dan merasa sangat malu pada kata-kata sesumbarnya sendiri. Dan mulai saat itu, si kuda tak berani menyombongkan diri lagi.

You Might Also Like

0 komentar