Lelah

07.09.00

Mungkinkah ini lelah? Ketika aku mulai kehabisan waktu untuk menunggu hadirmu. Hadir yang datang secara tiba-tiba, dan sepersekian detik kemudian sekelebat saja menghilang. Begitu cepat memang, sampai logikaku pun tidak sanggup untuk mentolerir semua ini. Cukup sudah aku hanya menjadi medium pandangan yang ada saat waktu berhenti. Ketika dia mulai berputar kembali, aku pun hilang, pergi bagai bayangan hitam tanpa secercah cahaya yang diberi titik-titik terang.

Nyatakah sebenarnya diriku? Mungkin kurang dengan curahan perih dan segala peluh yang pernah menetes itu. Mungkin kurang aku selalu pergi membunuh jarak yang membentang. Aku tau, aku tidak bisa memberikan semua yang kamu harapkan seperti mereka. Ya, mereka, mereka, mereka, dan mereka. Kuulangi sampai aku muak untuk menulis kata itu. Aku pernah berkata; semua tidak akan pernah berubah jika kita mau untuk bertahan dan tidak sekalipun mencoba untuk berubah. Sekarang, aku mulai bertanya kepada hatiku; apakah masih ada kekuatan untukku berdiri di tengah badai? Ya, aku rasa aku masih bisa. Ingat, masih, aku bisa saja pergi kapanpun aku mau, dan kapanpun aku malas bertahan.

Jika suatu saat waktuku untuk berdiri sudah habis, biarkan aku berjalan menjauh. Biarkan aku mencari hidup yang baru, walau pasti akan sangat sulit untuk melepaskan rasa yang aku rasakan begitu besar. Kuharap, kamu akan mengerti ketika aku mulai berkata; aku lelah, aku mau pergi. Aku harap, kamu tidak naik pitam ketika kamu merindukanku dan sangat membutuhkanku aku tidak ada di sampingmu. Coba berkacalah, apa yang terjadi ketika aku seperti itu. Pernahkah kamu mengetahui rasa sakitnya seperti apa? Pernahkah kamu melihat air mata yang turun di sela mataku? Kamu “mungkin” merasakannya ketika aku pergi, entah kapan aku berniat berjalan tanpamu.


Jika aku bukan jalanmu,
aku akan berhenti mengharapkanmu.
Aku yakin,
takdir akan menjawabnya.

You Might Also Like

0 komentar