Pengetahuan Orientasi

12.11.00

Suatu hari ketika masa orientasi kampus, saya mendapat suatu pengetahuan dan pelajaran yang sangat berharga dari salah satu senior di Kimia.  Ketika itu kegiatan orientasi hari itu sudah berakhir, para mahasiswa baru berangsur-angsur pulang ke rumah dan ke kostan. Langit mulai gelap, goresan-goresan kuning kemerahan mulai menghiasi awan-awan di atas kepala, namun saya masih duduk manis di selasar fakultas bersama para senior. Sebenarnya tidak ada pembicaraan yang penting ketika itu, saya hanya ikut-ikutan senior yang pernah satu kost bersama saya. Semua membicarakan tentang keluh mereka hari ini dan bagaimana persiapan untuk esok hari.

Tiba-tiba pembicaraan mulai menjurus serius, ketika ada salah seorang senior yang baru saja sidang datang. Semua orang yang ada di kerumunan itu mulai menanyai keadaan dan situasi ketika sidang. Bla…bla…bla sampai suatu waktu muncul sebuah pertanyaan bodoh dari saya; “kenapa mau jadi guru kang?” Seketika saja semua pasang mata tertuju ke arah saya. Setengah mati saya ditelan keadaan penuh kegugupan. Saya pun bertanya-tanya dalam hati; “apakah pertanyaan saya salah?” Senior saya tadi pun mulai menjawab suatu hal yang sangat tidak saya duga.

“Nah gini, kalau boleh saya cerita, sebenernya materi pelajaran di Indonesia itu super. Kenapa? Soalnya materi pelajaran di Indonesia itu dikasih satu tingkat di atas yang seharusnya dikasih. Kalian pasti tau kan rumor kalau materi pelajaran di Indonesia itu berat, soalnya materi buat kuliah di Luar Negeri sana di Indonesia pas SMA udah diajarin. Jadi jangan heran kalau Indonesia sering juara olimpiade internasional. Selain itu, saya juga pernah dapet cerita dari temen saya satu jurusan juga. Dia pernah cerita kalau salah satu mata kuliah di kita sini adalah mata kuliah para calon Doktor di Amerika. Dia dapet penjelasan dari salah satu saudaranya yang ada di Amerika yang terheran-heran sama dia, masih S1 sudah mendapat mata kuliah tersebut. Kalau dilihat dari kasus tadi, kenapa anak Indonesia selalu pengen ke Luar Negeri?” Kata dia menjelaskan.

“Mungkin Luar Negeri itu lebih menarik.” Timpal salah satu senior saya yang lain.

“Menarik apanya? Emang Indonesia udah diubek semua?” Jawab senior yang saya tanya tadi.

“Nih, biar gak melebar, alasan saya menjadi guru itu cuma satu, biar anak-anak Indonesia itu sadar kalau Indonesia itu lebih dari Luar Negeri. Dalam hal apapun sebenernya Indonesia itu unggul, asal kita tau lebih dalam Indonesia itu bagaimana. Masalah anak-anak Indonesia itu cuma satu, pesimis dan males. Jadi, kalau anak-anak Indonesia sadar kalau Indonesia itu lebih hebat dari Luar Negeri, Negara ini gak bakal kayak gini. Apa salahnya sih mencoba?” Tambahnya.

Dari situ saya mulai menyimpulkan, Indonesia itu sebenernya hebat, asal anak-anak mudanya sadar dan mau berusaha meyakinkan dunia kalau Indonesia itu hebat.

You Might Also Like

0 komentar