Kiamat? Mati? Aku Harus Bagaimana?

18.50.00

Ini adalah sebuah artikel yang pernah saya kirimkan di sebuah koran nasional. Walaupun akhirnya ditolak karena alasan tidak memiliki tempat untuk di muat.

*********************

Hari Kiamat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti hari berakhirnya kehidupan dunia ini yamg ditandai dengan kehancuran bumi dan benda angkasa, bersamaan dengan dibangkitkannya kembali orang-orang yg telah meninggal untuk diadili perbuatannya yang sudah-sudah. Sebenarnya banyak ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang kiamat. Nabi Muhammad pernah bersabda: “Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa (jarak waktu) akan terasa dekat (cepat) dan pasar-pasar akan berdekat. (Hadits diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam Kitab Shahihnya nomor 1882 dari Abi Hurairah. Itulah tanda akhir dari dunia yang seharusnya bisa kita serap maksudnya dari hadits tersebut agar bersiap-siap mengumpulkan bekal untuk hari di hitungnya amal kita.

Lalu, siapakah yang paling dahsyat merasakan siksaan Allah?

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berkata: “Orang yang paling dahsyat siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menggambar (makhluk bernyawa).” (HR. Ahmad. Lihat Shahihul Jami’ no. 1559). Dari Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berkata, “Manusia yang paling dahsyat siksanya adalah orang yang paling bengis ketika menyiksa manusia di dunia.” (HR. Ahmad. Lihat Shahihul Jami’ no. 1009). Itulah hadits yang sebenarnya menampar para umat yang masih saja menjadikan barang ataupun suatu hal seakan-akan menjadi pengganti Tuhan. Betapa bodohnya mereka.

Haruskah berhati-hati dalam bergaul?

Dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak sekali pergaulan umat manusia di Negara ini yang bangga bila mengikuti sikap pergaulan dari orang barat. Seperti bermabuk contohnya, sekarang sudah banyak sekali orang yang bersenang-senang dengan bermabuk-mabukan. “Setiap yang memabukkan adalah haram. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjanjikan kepada siapa saja yang minum minuman memabukkan, Dia akan memberinya minuman kepadanya dari Thinatul Khabal.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah apa itu Thinatul Khabal?” Beliau menjawab, “Keringat penghuni neraka. atau perasan -keringat- penghuni neraka.” (HR. Muslim no. 2002). Itulah janji ganjaran dari Allah bagi mereka. Itu sebagian kecil dari pedihnya siksaan bagi mereka yang terjerumus dalam pergaulan “bodoh”.

 Rasulullah saw. juga bersabda: Allah mewahyukan kepada Dawud a.s., “Wahai Dawud, berikanlah kabar gembira kepada para pendosa dan sampaikanlah peringatan kepada kaum shiddiqin (para pembenar)!” Nabi Dawud a.s. heran lalu bertanya, “Wahai Tuhan, bagaimana aku akan memberikan kabar gembira kepada para pendosa dan peringatan kepada kaum shiddiqin?” Allah Swt. Berfirman, “Wahai Dawud, berikanlah kabar gembira kepada para pendosa bahwa tidak ada dosa yang tidak bisa Kuampuni dan sampaikanlah peringatan kepada kaum shiddiqin agar jangan merasa bangga dengan amal mereka. Bila Aku menghukum seseorang, ia pasti binasa. Wahai Dawud, jika engkau mengakui cinta kepada-Ku, keluarkanlah cinta kepada dunia dari hatimu. Cinta kepada-Ku dan cinta kepada dunia tidak mungkin mengumpul dalam satu hati. Wahai Dawud, barang siapa mencintai-Ku, niscaya ia bertahajud di hadapan-Ku ketika orang lain tidur, berdzikir kepada-Ku dalam khalawat kala orang lain lalai, serta bersyukur atas nikmat-Ku saat orang lain alpa.” Itulah sentilan Allah bagi manusia. Betapa hidupnya selalu penuh dengan kesalahan. Namun sekalipun banyak spekulasi tentang kapan kiamat terjadi manusia hanya mampu merasakan takut. Tapi, dalam ketakutannya mereka tidak pernah merasa bahwa semua hal yang ia takuti itu karena kematian.

Mengapa manusia takut mati padahal Allah sudah berjanji bahwa setiap makhluk pasti akan binasa?

Percuma saja menakuti kematian tapi kita tidak pernah berdoa dan berusaha untuk berada di jalan-Nya. Kita takut akan kematian sebenarnya karena kita sadar kalau sebenarnya kita terlalu berdosa dan takut akan neraka. Sungguh percuma jika takut dengan itu. Kematian itu pasti. Semua perbuatan yang dilakukannya tetap saja tidak pernah jauh dari dosa. Padahal sudah jelas bahwa tanda akhir jaman adalah semakin maraknya perbuatan dosa. Seharusnya jika kita takut akan kiamat kita harus menjauhi diri kita dari dosa. Dan jika kita takut akan neraka seharusnya kita berusaha agar kita menjauhi segala sesuatu perbuatan yang mampu menjauhkan kita darinya.

“Apa yang harus kita banggakan saat hidup di dunia?”

Banyak sekali manusia selalu membanggakan dirinya saat ia memiliki kekayaan yang jauh di atas rata-rata. Padahal ia tau di bawah sana banyak orang yang membutuhkan. Tapi kenapa ia selalu membutakan matanya? Apakah harta itu akan kita bawa saat kita mati? Kita tidak sadar bertapa bodohnya kita jika ruh kita sudah meninggalkan jasad yang sudah tidak bisa lagi digerakkan. Semua hartanya bukan lagi miliknya. Semua diambil alih oleh orang lain. Padahal ia harus berkeringat selama 24 jam demi mendapatkannya. Sesungguhnya dia adalah orang terjatuh. Dia terlalu menikmati dunia, sehingga lupa bahwa dia sedang berada di lap akhir sebuah balap motor yang pasti sudah dekat dengan finish. Kematian, itulah finishnya.  Sadarlah! Hidupmu tinggal sebentar! Hanya taubat yang mampu menyelamatkanmu.

You Might Also Like

0 komentar