Aku Merindukanmu, Lalu?

16.26.00

Hah, kamu memikirkanku?


Ya, tentu. Aku juga.

Bahkan aku sudah mulai mencemaskanmu.

*****

Sudah beberapa hari ini, ribuan kata berlarian, sampai bersemayam dalam kepalaku. Mereka kalang kabut, tak ada yang memadamkan satu sama lain. Mungkin mereka sedang mencari posisi yang dapat mewakili perasaanku sekarang.
Huh, kamu berhasil membuat aku kalap.

*****

Aku benci dikalahkan seperti ini. Serangan tiba-tiba darimu adalah kelemahanku, dan sialnya, kamu menguasai kekuatan itu. Ah! Pertahanan diri yang kubangun susah payah runtuh dalam hitungan detik.

Suara-suara tanpa wujud itu mulai bergumam. Berdebat. Lalu berselisih. Hey! Berisik! Sementara aku masih termenung – mencari logika yang tiba-tiba lenyap bersama kegaduhan.

Untaian kata darimu. Sialan.

*****

Sebelumnya, aku sangat menikmati kesendirian. Tidak ada yang mengekang atau memperhatikan. Tapi itu hanya sampai kamu menyerangku. Menyadarkan sesuatu yang sudah terlelap sangat lama.

Sebuah pertanyaan sederhana dari mereka, singkat sebenarnya, tapi maksudnya jelas,

“Siapakah yang akan memberimu rasa yang tulus?”

Ya, aku masih terlampau muda – dan kamu tahu itu. Namun, aku tidak bisa menyangkal usikan itu; yang tanpa sadar menggerogoti pemikiranku.

Sebentar, sejak kapan aku jadi begitu takut akan kesendirian?

*****

Beri aku waktu.
Ini memang tidak mudah bagi kita. Terlebih aku yang mudah meragu.

Hah, mereka sudah berhasil merangkai, rupanya,

“Aku merindukanmu. Apakah kamu juga?"

You Might Also Like

0 komentar