Terlampau Berharap

08.22.00

Terusik sebenarnya dengan kata-kata sumbang dari mereka. Seperti ingin aku tak acuh, tapi itu memang benar. Mungkin, aku saja yang bodoh selalu mencoba tak mengindahkannya.

Buat apa masih peduli ketika kamu sendiri tidak dipedulikan?
Buat apa masih bertahan jika dia sendiri ingin melepaskan?
Buat apa terus mencintai jika kau sendiri tidak diacintai?
Apakah cinta itu hanya mencintai tanpa dicintai?

Huh, kata yang simpel sebenarnya, tapi menusuk.

***

Harusnya aku sadar, seperti yang salah seorang bilang kepadaku; cinta itu bisa datang kapan saja.
Ya, aku tahu. Tapi apakah cinta semurah itu? Yang aku tahu, sesuatu yang mudah datang, pasti akan cepat berlalu. Itu bukan benar-benar cinta, karena cinta itu satu, dan dirasakan sangat dalam.

Ah, itu hanya tafsir definisi. Semua orang sebenarnya berhak menafsirkannya bagaimana, sesuka hatinya. Tapi, apakah harus definisi itu seperti murahan? Bukannya itu adalah hal yang sakral jika dirasakan?

***

Masih mau bertahan dengan rasa sakit itu?
Apakah harus kau mati berjuang hanya karena orang itu?
Sampai kapan waktumu terus kaubuang untuk orang yang tak benar-benar menganggapmu?
Tidak adakah hal yang membuatmu melepaskannya?

Satu hal yang selalu aku katakan untuk menjawab semuanya; aku terlanjur memberinya cinta dalam arti yang sebenarnya.

***

Lalu kenapa kamu galau saat ditinggalkan olehnya?
Mungkin karena aku terlalu berharap muluk sama dia. Berharap cinta, yang tidak sebenarnya ada dalam dirinya.

You Might Also Like

0 komentar