Melepas Tempat Terbaik Untuk Menjadi Yang Terbaik
18.04.00Hadiah Sebagai Wisudawan Terbaik |
“Tuhan selalu memberi Jalan.”
Ya, kata itu selalu menjadi penyemangat saya,
terutama ketika dalam masa-masa penuh tekanan dan depresi. Masa ketika harus
melepaskan tempat terbaik untuk pergi ke tempat yang tak terlihat orang
sekalipun.
Awal 2012, saya menjadi bagian dari 100 orang
terbaik. Pertengahan 2012, saya terpilih menjadi bagian dari orang-orang
pilihan untuk tinggal di tempat terbaik. Namun, karena satu dan lain hal,
akhirnya saya memutuskan untuk “balik kanan” bersama cacian dan kekecewaan.
Kemudian saya memilih pergi ke tempat antah-berantah.
Bertemu hal-hal baru, dan memulai semuanya dari awal. Satu, dua, tiga waktu
akhirnya terlewati. Saya kira saya hanya menjadi pemanis. Ya, karena saya merasa
tidak pernah menjadi bagian dari tempat tersebut. Saya hanya datang, hidup, dan
melakukan apa yang diperintahkan. Tanpa bantahan, pun tanpa rasa ambil bagian. Saya
melakukannya karena memang saya merasa sangat nol —buta terhadap apapun.
Dengan terseok-seok, saya mencoba dan terus
mencoba melakukan apa yang bisa saya lakukan. Memberikan sumbangsih tanpa harus
berkata letih. Menyatakan siap tanpa gagap. Sebab, hanya itulah yang bisa saya
lakukan untuk menebus keputusan “bodoh” saya sebelumnya.
Hingga pada penghujung masa, kejutan Tuhan
mulai datang. Pertama, saya menjadi
ke-37 di antara ribuan orang. Kedua, saya
menjadi yang terbaik di antara yang lainnya. Sungguh, “Tuhan selalu memberi
Jalan.”
Terima kasih atas apresiasi dan dukungannya. Saya
persembahkan prestasi ini kepada Tuhan, dan semua orang yang ada di dunia. Sebab,
saya percaya, semua orang saling memberi kesan satu sama lain, meski tak
mengenal atau tak pernah bertemu sekalipun.
Salam.
0 komentar