Aku Akan Selalu di Sini

18.51.00

Pagi itu, kita bertemu di terminal. Dari tempatku berdiri, aku lihat kamu memandangku diam-diam dari sana. Sebetulnya itu pertemuan kita kali yang kedua. Dan aku yakin, kita berdua ingin melakukan hal yang sama: saling menyapa. Tapi, kita hanya mematung bersama waktu, seraya menunggu datangnya bus antar kota.
Kemudian, di depan ruang dosen kita bertemu lagi dan ketika itu kita berbincang panjang lebar tentang segala hal. Tidak hanya sekedar untuk menemanimu menunggu, tapi aku rasa lebih dari itu. Dari perbincangan kita siang itu, aku dapat mengenalmu lebih jauh. Entah itu benar atau salah, aku merasa pertemuan kita ada alasannya.
“Aku mau...., kamu mau gak tunggu aku disini?” ucapmu.
“Iya, aku tunggu.”
ɸ

Semenjak itu, kita mulai kenal lebih jauh. Mulai berbincang lebih dekat tanpa kenal waktu lewat telepon genggam. Aku mulai kenal siapa namamu, keluargamu, kehidupanmu, kesukaanmu, ketidaksukaanmu, hingga...pacarmu.
ɸ

Dzuhur satu minggu silam. Ketika itu hujan turun tanpa henti.
Selepas berwudhu, aku melihatmu berbicang akrab dengan teman-temanmu. Lepas, seperti biasanya. Saat melintas di belakangmu, sungguh, aku ingin menyapa, tapi aku malu. Hingga akhirnya aku sadar, ketika aku hendak melaksanakan kewajibanku, kamu melirik ke arahku.
Dan saat itu, aku yakin, aku akan selalu di sini, menunggu.

You Might Also Like

0 komentar