Aku Nulis Ini Buat Kamu

19.09.00

Beberapa hari belakangan, entah kenapa gairah menulis saya semakin tertahan. Setiap kali saya mulai menuliskan sesuatu hal, tidak lama kemudian saya justru akan menghapus tulisan tersebut. Meskipun sebenarnya, banyak sekali hal-hal yang ingin saya bagikan. Tidak heran, saya mulai tidak sering muncul di blog yang saya kelola.

Sesekali memang saya sempat mengunggah tulisan di laman facebook pribadi saya. Namun, beberapa menit setelah memutuskan untuk mengupload tulisan tersebut, lagi-lagi saya justru menghapusnya. Saya merasa ada yang kurang. Tidak ada kepuasan seperti ketika saya menulis yang sebelum-sebelumnya.

Akhirnya, pada suatu waktu, tiba-tiba saya teringat kembali pada awal mula kecintaan saya pada menulis.

Lima tahun yang lalu, seseorang pernah berkata, “aku tahu kamu! Makanya, tulis aja! Di sini…” telunjuknya menempel di kening saya, “aku lihat ada banyak sekali ide luar biasa yang kamu simpan. Dan di sini…” ucapnya sambil menaruh telapak tangan saya di dada, “aku lihat ada miliaran rahasia yang sengaja kamu tutupin.”

Saya geming.

Kemudian dengan sigap dia menangkap raut wajah kebingungan saya. Dia pun mulai mendekat seolah sedang berusaha membisikkan sesuatu, “aku mau jadi orang pertama yang tahu apa isi pikiran kamu, dan apa yang lagi dirasain sama kamu…” ujarnya lembut. “Menulislah, setidaknya buat aku. Biar aku tahu kejujuran kecil dari kamu,” ucapnya sambil tersenyum.

Saya hanya bisa tertawa-tawa saja mengingatnya. Begitu manis.

Mungkin, menulis untuk hal yang besar terasa sangat membanggakan. Tetapi, ada yang jauh lebih membanggakan dalam menulis; mengeluarkan apa yang kita pikirkan, dan mengungkapkan perasaan. Karena menulis yang menyenangkan selalu berasal dari sebuah kejujuran. Sejujur, “aku nulis ini buat kamu!”

You Might Also Like

0 komentar