Hidangan Untukmu

06.41.00

Hai!” dari lorong fakutlas tangannya melambai ke arahku.

Dua tahun sudah aku mondar-mandir ke gedung ini untuk memakan materi dari dosen-dosen anehku, baru kali ini tubuhku seperti hendak terkapar tak berdaya. Sungguh sambutan yang gila.

Omong-omong, dia selalu sama, dari rambutnya yang selalu dipotong cepak, gaya busana cueknya, sampai sepatu sneakers yang selalu dia pakai. Dia memang tidak pernah menjadi orang yang berbeda di mataku, dan hatiku.

Kamu lagi ada tugas?” kataku memulai pembicaraan. Seketika, dia langsung merapikan tumpukan buku yang menggangu di sampingnya, dan mempersilakan aku untuk duduk.

Eh—iya, nih,” matanya kembali menatap layar laptop di pangkuannya.

 “Aku bawa nasi goreng mentega, nih, kamu mau? Pasti belum sarapan kan,” kataku sambil merogoh tas. Lalu kusodorkan kotak nasi berwarna biru kesayanganku.

Akhir-akhir ini aku memang selalu membawa bekal ke kampus. Alasan terkuatku, ya, untuk menghemat pengeluaranku di sini. Aku tidak mau merepotkan Ayah dan Ibu yang susah payah memberikanku uang bulanan untuk aku menuntut ilmu sendiri di tempat yang begitu dingin ini.

Hmmm?” bola matanya menyelinap ke balik tutup kotak nasi yang kubawa.

Udah nih makan dulu! Kebetulan tadi aku sudah makan sama Shanti di kostan-nya,

Dia mengambil sendok yang kubawa, “Aku coba, ya?

*****

You Might Also Like

0 komentar