Ini, Buktinya...
10.20.00
Pernahkah
kamu merasa, di saat kamu tertekan, yang membuatmu lupa dengan apa yang
memutusasakanmu justru orang yang tidak kamu harapkan ada untukmu? Sementara
orang yang kamu harapkan mengerti dan hadir menyembuhkanmu, tidak pernah ada
untukmu, tidak pernah—ada. Yang hadir, justru orang tak kamu kenal, yang
akhirnya membuat kamu jatuh cinta sama dia. Iya…benar-benar, jatuh cin–ta.
………
“Kamu
kurusan,” ucapmu lirih.
“Mikirin
kamu,” kataku menggoda.
“Bo–ong!”
wajahmu tersipu.
“Cuma
itu yang bisa aku lakukin, biar bisa ngeliat senyuman yang udah lama gak aku liat
dari wajah manis kamu,” balasku melihat seorang wanita yang tubuhnya masih
terbaring lemah dengan selang menyatu bersama nadinya.
“Senyum
aku, manis? Liat aja, bibir aku aja biru gini, aku gak pake lipstick!” kepalamu
menunduk. Bekas senyuman tadi mulai kabur.
“Kamu
tahu, apa alasan aku bisa jatuh cinta sama kamu?”, kamu hanya menggeleng-gelengkan
kepala tidak mengerti maksudku. “Embun gak perlu warna biar daun bisa jatuh
cinta sama dia, begitu juga aku, aku gak ada alasan buat gak jatuh cinta sama kamu,”
………
Ri, aku gak tau harus mulai darimana. Aku cuma
mau bilang, jatuh cinta sama kamu ngebuat aku hidup. Aku gak lagi ngerasa
sendiri. Sosok pemarah aku sebelumnya, melebur semenjak aku kenal kamu, sosok
yang ngebuat aku teduh, dan damai.
Ri, kalau ada hal yang aku gak ceritain
sama kamu, bukan berarti aku gak ngehargain kamu, aku cuma ingin tumbuh jadi
laki-laki, yang bisa nyimpen sepinya sendiri. Aku cuma mau jadi embun buat daun
kamu, dimana saat kamu dipenuhi debu, aku mau aku yang ngebuat kamu bersih
lagi. Sesakit apapun aku, sesulit apapun hidup aku, aku rela berubah jadi
hujan, biar kamu tetep hidup. Aku rela mati dimakan matahari, selama…daun yang
aku cintai, tetap hidup.
Cinta
itu bukan masalah memiliki, tapi cinta adalah berani untuk pergi, atau
ditinggal pergi.
………
Aku ingat, "Cerita soal orang yang berani pergi untuk orang yang dia cintai itu cuma dongeng, gak akan ada orang yang mau berkorban sampe segitunya," itu kata yang sangat aku ingat dari mulut seorang wanita lemah yang mulai putus asa di sisa hidupnya.
“Ri, kata-kata itu hari ini aku jawab. Sekarang, biarin
aku pergi. Aku gak minta banyak sama kamu kok, —a–ku cuma mau—kamu
inget aku sekali-kali, ya. Aku titip jatung ini buat berdegup sama kamu.”
P.S. ; Diilhami
dari film Malaikat Tanpa Sayap.
0 komentar