Ternyata Salah Kumemahamimu
08.18.00
Kukira,
ini hanya sebuah perasaan kagum. Sampai dalam suatu kesempatan, ternyata itu
salah; aku mulai cemburu dengan kehadiran seseorang di sampingmu. Seperti ingin
berkata; pergilah dari wanitaku! Ya, kini aku mulai menyayangimu tanpa kautahu.
Kini aku mulai takut kehilangan waktu bersamamu yang perlahan tergeser setelah
kehadirannya. Memang, semua masih berjalan seperti biasanya, tapi sebenarnya
aku sangat menikmati kedekatan kita; sejak awal kita berbicara.
Aku tak
pernah takut untuk mencintai, sebelumnya. Sampai akhirnya mulai timbul
gelombang yang perlahan menyapuku dari hidupmu. Dia, orang yang kini menjadi
penggantiku bercakap ria bersamamu di kala malam. Orang yang kini menjadi
penggantiku sebagai tempatmu memenuhi kotak masuk pesan di telepon seluler. Saling
mengucapkan Selamat Pagi dan juga Selamat Tidur. Ya, saat ini aku mulai takut
rasa cinta itu hanya sebuah mimpi, karena hadirku; hanya bayangan, dan
hadirnya; adalah kenyataan.
Cinta
ini sangat tulus. Juga sangat dalam. Kamu mengetahuiku, juga mengenalku dengan
baik, tidak mungkin jika kamu tidak menyadari ada perasaan berbeda dari dalam
hatiku. Aku bisa menebak teka-teki di matamu. Aku bisa dengan jelas memahami
cerita tentang dunia yang ingin kamu singgahi. Semuanya bisa kujelaskan, kecuali
alasan mengapa aku sangat mencintaimu.
Aku
merasa sudah mampu memahami. Aku merasa punya sebuah kesempatan untuk membahagiakanmu.
Tapi, ternyata ini hanya tepukan satu tangan. Perhatian yang kuberikan hanya kepadamu kini
sia-sia. Rasa cinta yang selama ini kuperjuangan dengan sangat nampaknya tidak
pernah hadir juga di hatimu. Seperti mengejar bayangan, dan kenyataannya tidak
pernah jelas; buram, dan tidak pernah berhenti menjauh.
Masihkah
kautidak tahu rasa cinta yang sangat ini? Masihkah kautidak mengerti dengan
maksud dari perhatianku? Aku yakin, hatimu tidak pernah buta mengartikan segala
yang kurasakan kepadamu, kecuali; kau sengaja menguncinya rapat-rapat untukku.
Langkahku
terus mencarimu. Tatapan mataku terus mencoba menggapaimu. Jemariku terus berusaha
menggenggamu; walau ternyata akhirnya hanya menggenggam angin yang kemudian
pergi dari sela-selanya. Kukira, semua yang kita lakukan adalah hal yang spesial
bagimu. Kukira, perhatianmu kepadaku adalah tanda aku istimewa di hatimu.
Nyatanya, itu salah besar. Aku tidak pernah berarti apa-apa, bagimu.
Yasudah,
aku tidak mungkin menahanmu untuk pergi. Biarkan saja kamu memilih habiskan
kebahagiaanmu bersama yang lain. Tanpa mengucap kata pisah kepadaku dan tanpa
kautahu ada yang terluka karena cintanya adalah mencintai orang yang mencintai
orang lain yang juga mencintainya.
Mungkinkah
aku belum benar-benar memahamimu? Mungkinkah aku belum benar-benar mengenalmu? Yang
kutahu, ternyata salah kuperjuangkan rasa ini dengan sangat dalam untuk orang
yang tidak pernah membalasnya.
0 komentar