Untuk Perempuan dengan Tiga Helai Ilalang Digenggaman

08.19.00

Untuk perempuan dengan tiga helai ilalang digenggaman,

Siang itu kamu menghampiriku. Ups, maaf, sebetulnya kamu menghampiri orang lain, bukan aku. Aku saja yang memaknainya lebih.

Kemudian, kamu perkenalkan namamu kepada kami, lantas tanpa ba-bi-bu, aku menjawab: “Pantas saja, kedatanganmu buat hatiku bercahaya.”
Entah itu gombalan, atau pujian, yang jelas semuanya tak menyangka aku mengatakan hal itu, bahkan kamu juga.

Lalu, kita memisahkan diri dan mulai bercerita tentang banyak hal berdua, dan aku menyukainya. Pembicaraan kita selalu menarik buatku. Termasuk bros biru yang menempel di bahumu. Termasuk bagaimana caramu menatapku. Ah, entah kenapa aku mudah sekali tertarik padamu?

Sore hari, aku lihat matamu sayu. Ada apa?
Aku lihat kamu kecewa dengan hasil yang kamu dapat. Tenanglah, aku juga sama. Aku pun kecewa dengan hasil yang kuterima, terlebih lagi tak bisa membuatmu tersenyum di penghujung senja kita. Iya, sebab senyummu adalah candu, kau tahu itu?

***
Hari mulai redup, dan memaksa kita berpisah.
Meski aku tak ingin.
Malam berjalan, beriringan perasaan rindu untukmu yang sedang dalam perjalanan, terus menyeruak tanpa bisa kukatakan. Hingga percakapan terus terutarakan.
Apakah ada yang kuharapkan?

***
Genggamlah tiga helai ilalang, dan jangan biarkan ia menghilang
Lihatlah bunga mulai bersemi, mekar bersama harapku di sini
Apa lagi yang dapat kunantikan?
Selain kembalinya kau di hadapan.

You Might Also Like

0 komentar