Satu Kebaikan Dibalas Kapanpun
18.28.00
Apa kabar hari ini? Apa kabar si egois
ini?
Belum satu minggu saya
di sini, rasanya sudah mau pecah kepala. Kesulitan bahasa membuat saya
keteteran. Untuk sekedar tanya tempat untuk beli makanan halal, lokasi tempat
ibadah, atau beli kopi yang tidak terlalu strong saja harus keluar keringat dulu.
Tapi ada satu hal yang membuat saya kagum dengan orang-orang di sini, yaitu bisa
mengingat satu kebaikan orang lain dan selalu siap membalasnya kapanpun. Itu dibuktikan
langsung oleh Ris, tetangga room saya
dari Malaysia, kemarin.
Pagi-pagi sekali, kami sudah
berjalan-jalan di sekitaran taman kota.
“Awak, mandi tak?” tanya Ris.
Saya menggelengkan kepala, “Enggak,” jawab
saya.
“Kamu?” lanjut saya.
“Hmmmmm...”
Kami kemudian tertawa terbahak. Wajar,
di tempat sedingin ini dan sepagi ini pula. Saya rasa semua orang tidak akan
mandi.
Ketika melewati jejeran
toko roti yang memang selalu buka 24 jam. Tiba-tiba Ris berkata sesuatu.
“Awak tau tak, look at that shop!”
“Hmm?”
“Until now, awak tak tahu nama the
owner. Tapi tiap kali awak lewat, he always tawari saya makanan.”
“Sure? Kenapa begitu? Oh, I know, pasti
kamu dikira mau minta makanan!”
“Awak kira saya ni gelandangan! Huh?”
“Kalau dari mukanya, sih, begitu!”
Kami sama-sama tertawa.
“So, what the story?”
“Masa lepas, saya pernah kasih tahu the
owner when he dropped his money in front of me.”
Saya kaget. Langkah saya terhenti.
Ternyata, hanya dengan
satu kebaikan saja, orang-orang di sini siap membalasnya kapan saja. Sangat jarang
saya temukan di Indonesia. Rata-rata di sana orang hanya akan ingat satu
kebaikan orang lain, dan akan membalasnya pun sekali saja, mereka lebih
menyebutnya balas budi.
0 komentar