Pertanda
14.17.00
“Apakah kamu percaya pada pertanda, serendipity, superstisi? Bahwa ketika kamu menemukan satu orang
itu, kamu akan tahu begitu saja, bahwa dia adalah belahan jiwamu?” ― Winna Efendi, Unforgettable.
*****
Saya
percaya pertanda. Pertanda seperti sebuah arahan kita untuk memercayai bahwa
seseorang adalah belahan jiwa kita. Memang, terkadang pertanda seperti hanya
halusinasi; terlihat begitu jelas di awal, tapi bisa berubah semu seiring
berjalannya waktu. Atau mungkin bisa saja hanya sebuah kesan yang membekas,
yang disalah artikan sebagai pertanda. Atau bahkan terkaan yang berlebih soal
apakah dia adalah jodoh saya, atau bukan. Itu semua fifty-fifty―bisa tepat, bisa tidak.
Cinta
itu ibarat sedang tracking; selalu
ada kemungkinan tersesat dan meninggal di tengah jalan karena tidak kuat
menghadapi rintangan-rintangan yang ada ketika mendaki. Nah, omong-omong soal tracking, menurut saya cinta sejati
adalah tracking yang dilakukan dengan
penuh semangat, teguh terhadap tekad dan keyakinan bisa berada di puncak, usaha
yang keras dalam setiap perjalanan, serta doa-doa yang terus dipanjatkan agar
cobaan bisa dilewati begitu saja. Karena cinta sejati adalah hasil dari
keberanian dalam mengambil risiko. Tidak ada cinta sejati yang dihasilkan dari
perjalanan yang dilalui dengan hanya diam. Karena tidak memiliki keberanian dan
kepercayaan untuk melangkah, hanya dimiliki orang-orang yang tidak benar-benar
mencintai.
Itulah
cinta; berani mengambil risiko, sekalipun hasilnya nanti adalah yang paling
buruk sekalipun. Cinta selalu tahu. Cinta selalu tahu apakah pilihan yang kita
ambil itu benar atau salah.
0 komentar