Orang Itu Aku
12.16.00
Aku mencintaimu, walau kini hadirku seakan tidak lagi kaulihat. Mungkin karena hadirnya
dalam hatimu yang membuat akutersingkir. Ah, memang pantas aku kaubuang. Akutahu,
aku tidak pernah singgah dalam cintamu. Untuk tersenyum seperti dahulu, itu
tidak lagi bisa akulakukan. Meratapi dan menangisi semua. Bukan lagi setengah,
tapi semua perasaanmu sudah teralihkan oleh lukisannya. Salahku tidak berkata
kau kubutuhkan. Andai kautahu, akuterlalu gugup membuka mulutku untuk bersuara.
Bahkan untuk tertidur saja terlalu sulit, masih banyak pertanyaan yang ingin
akuselesaikan.
Kenapa kau tidak menoreh ke arahku?
Aku
tertidur, dan kaududuk di sampingku. Saling tidak bersuara walau sebenarnya
akuingin kita bercengkrama. Senyummu, suara khasmu, sangat indah jika akuingat.
Lihat aku sejenak, cinta. Sambut aku dengan mentari dari bibirmu. Sesuatu yang
akuanggap indah. Senyumanmu.
Akutahu, semua hadirku hanya hal yang tidak pernah mempunyai nilai di matamu. Yang ada hanya dia, dia, dia, dan selalu saja dia. Akumuak mendengar cerita itu. Bisakah kauberhenti? Kaupikir aku tidak punya hati? Aku terlalu tegar menerima semua cerita yang menyakitkan itu. Tersenyum, berkata memberi penyelesaian, seakan aku tidak merasa apapun. Bisakah kaumengerti? Cobalah sedikit peka dengan rasa akuini. Aku mencintaimu bukan untuk tidak kaupedulikan. Aku hanya ingin kaulihat sejenak ke arahku. Ya, aku, orang yang tulus memberimu cinta, bukan dia.
0 komentar