Menunggu...

16.47.00

“Tapi sekarang, aku udah mutusin. Aku gak akan milih siapa-siapa! Kayaknya, aku lebih baik sendiri sekarang, dan aku juga gak mau sakit lagi.”

Apa yg terjadi
dengan hatiku
ku masih di sini
menunggu pagi

Seakan letih
tak menggangguku
ku masih terjaga
menunggu pagi

Entah…
kapan…
malam...
berhenti…

Teman…
aku…
masih...
menunggu...
pagi…

Pagi…

“Aku sayang kamu sejak album blitz itu. Sampai sekarang, kamu tuh gak tau kayak apa aku sayang sama kamu. Kamu tuh gak pernah…”

"Itu dia masalahnya, Gas. Aku nggak pernah bener-bener tau. Aku nunggu, Gas! Nunggu! Tapi akhirnya aku sadar satu hal, kamu gak sesayang itu sama aku!”

“Kamu gak sesayang itu sama aku. Aku gak akan milih siapa-siapa!”

***
Peterpan – Menunggu Pagi

Kamu adalah orang yang pertama aku sayang dengan sangat. Begitu sangat. Kau yang membuat air mata ini menjadi tanda bahwa aku tidak benar-benar kuat. Aku juga manusia yang tidak berbeda dari makhluk lainnya. Aku lemah, karena perasaanku sendiri. Tapi, aku hanya mampu menafsir lewat apa yang kamu beri dan lakukan kepadaku, tanpa aku tahu apa yang kamu rasa sebenarnya.

Benarkah kau menyayangiku dengan sangat? Benarkah semua yang kaukatakan itu? Aku tidak mungkin tahu. Seperti apa yang kamu katakan; cinta itu dibuktikan, bukan dikatakan. Namun, seperti inikah bukti cinta darimu? Mengapa kau menganggapku salah persepsi? Aku hanya menjalankan apa yang kaukatakan. Yang aku tangkap, hanya hal yang tidak bisa dibilang cinta ataupun perasaan untuk memiliki. Aku tidak lebih dari mereka, orang yang kausebut; teman.

“Maaf, kalau aku ternyata salah mencintaimu, sayang.” Pikirku.

***
Jika benar kata sayang yang keluar dari mulutmu itu,
bungkam aku dengan pertunjukan
yang muncul sebagai ungkapan apa yang kaurasakan,
untukku.

You Might Also Like

0 komentar