Hanya Pemikiran
12.27.00
Mengapa tidak
memperhatikan masalah pemerataan terlebih dahulu sebelum memperbaiki kurikulum?
Biar bagaimanapun, sehebat-hebatnya kurikulum tetap tidak akan berguna jika
yang diperhatikan hanya daerah kota. Apakah tidak pernah anda tahu bagaimana
pendidikan di daerah? Bagaimana mereka belajar tanpa fasilitas yang memadai,
bagaimana kompetensi gurunya sangat mencemaskan, bagaimana paradigma mereka
tentang belajar, bagaimana perjuangan yang harus mereka tempuh, bagaimana
sekolah di daerah mereka sangat jarang, dan bagaimana akses internet juga
sangat terbatas, harusnya anda tahu akan hal itu. Apa mungkin anda menutup mata
akan hal itu?
Percuma ada SNMPTN Undangan kalau tetap saja kepopuleran sekolah tetap menjadi penilaian. Mulailah sadarkan para lulusan perguruan tinggi untuk mengabdi pada Negara dengan mengajar di daerah terpencil. Sediakan semuanya, biarkan mereka menjadi agen perubahan.
Katanya buku itu jendela
dunia, tapi mengapa anda tidak pernah mencoba untuk menduniakan buku bagi
orang-orang yang tinggal di daerah terpencil? Konsentrasikan pemerataan sebelum
kurikulum di sempurnakan. Mengapa? Agar belajar ke luar Negeri merupakan
kesempatan semua orang, bukan hanya orang yang mampu. Pendidikan itu milik
semua warga Negara ini. Sehatkan paradigma masyarakat tentang pendidikan! Itu
yang harusnya anda lakukan.
Mengapa ada Ujian Akhir
Nasional? Agar tercipta produk unggul dan teruji yang jujur? Sepertinya itu
salah besar. Percaya atau tidak, itu memang sangat tepat untuk daerah kota yang
memiliki segalanya. Tapi tidak untuk daerah terpencil. Biarkan setiap sekolah,
percayalah kalau mereka punya cara sendiri untuk mengukur siapa yang pantas
untuk lulus dan tidak. Lagipula, bagaimana anda tahu tentang apa yang mereka
ajarkan? Dari kurikulum? Apa anda tidak pernah tahu bagaimana proses
pembelajaran di Papua itu sangat jarang berlangsung. Lalu, apakah harus yang
menjadi sasaran adalah murid? Bahkan untuk daerah kota saja, terkadang masih saja ada materi yang tidak tersampaikan seluruhnya. Oleh karena itu, kembali saya tegaskan perhatikan pemerataan jika
ingin Negara ini tetap menjadi Negara Kesatuan. Atau mungkin lebih baik pilihlah kota-kota yang memiliki pendidikan terbaik lalu lepaskan kota-kota yang lain dari Negara Indonesia, jika anda ingin Indonesia itu pintar dan bisa dianggap oleh dunia.
0 komentar