Filosofi yang Baru Kutahu

09.08.00

Suatu hari saya bertemu dengan seorang dosen perguruan tinggi di suatu tempat bacaan. Beliau adalah seorang dosen Agama dan PKn. Beliau bercerita jika suatu saat beliau akan membuat sebuah buku tentang keajaiban dunia menurut versinya.

Baginya, keajaiban dunia yang pertama adalah Ka’bah. Seperti yang kita tahu, Ka’bah adalah pusat dari bumi dan kiblat untuk umat muslim beribadah. Ka’bah juga memiliki energi positif ketika kita berada di sekitarnya. Selain itu, Ka’bah juga memilki gelombang elektromagnetik yang tinggi, sehingga jarum kompas tidak akan mampu bergerak. Dan Ka’bah juga merupakan bangunan yang dibangun tepat di bawah Arsy-Nya. Dan berbagai alasan yang sangat luar biasa lainnya yang tidak mungkin bisa dijelaskan, karena itu adalah Kuasa Allah.

Kemudian beliau juga menempatkan Borobudur di keajaiban dunia kedua, alasan beliau menempatkan Borobudur di tempat kedua sangat luar biasa menurut saya.  Kata beliau, Candi Borobudur dibangun dengan dasar pemikiran dan filosofi yang melambangkan tiga tingkat kehidupan manusia. Zona pertama adalah Kamadhatu atau dunia budak nafsu, dunia yang dihuni oleh kebanyakan orang masa kini. Tingkat paling bawah Candi Borobudur ini tertutup oleh pondasi penyokong bangunan, sehingga tidak terlihat. Zona Kamadhatu yang tersembunyi ini terdiri dari 160 relief yang menggambarkan kisah Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Relief-relief di sini menggambarkan hawa nafsu manusia, seperti perampokan, pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan dan penistaan.  

Zona yang kedua adalah Rupadhatu atau dunia transisi antara nafsu dan jiwa yang suci, di mana manusia telah terbebas dari hal-hal duniawi, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Sehingga hidupnya masih setengah hidup. Ia belum hidup sepenuhnya sesuai kodratnya. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Teras persegi Rupadhatu berisi galeri relief batu pahat, juga rangkaian ceruk yang berisi patung Budha. Secara keseluruhan, terdapat 328 patung Budha di dalam zona yang juga memiliki banyak relief dengan hiasan murni ini. Manuskrip berbahasa Sansekerta digambarkan di dalam zona ini melalui 1300 reliefnya, yaitu Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka, dan Awadana. Relief-relief tersebut berjejer sepanjang 2,5 km. Pada zona ini juga terdapat 1212 panel dekoratif.

Zona yang ketiga adalah Arupadhatu atau dunia tertinggi, tempat tinggal para dewa. Dunia ini melambangkan dunia para manusia yang mencapai tingkat iman yang seluruh jiwanya adalah untuk Tuhan. Tiga teras yang melingkar ke arah pusat atau kubah stupa menggambarkan kenaikan ke dunia atas. Teras-teras di sini memiliki ornamen yang lebih sedikit, dan lebih mengutamakan kemurnian bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah terbebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Total, ada 72 stupa seperti ini.

Dari ketiga zona itu jika kita pahami ada maksud yang sangat dalam. Dimana para pembuat Borobudur membangunnya tidak hanya sekedar untuk di lihat atau dikunjungi, tapi dipahami kalau kita harus senantiasa mencapai puncak dari kehidupan, kita harus bisa membentuk diri seperti Arupadhatu, hidup yang penuh kepasrahan kepada Tuhan.

Mengapa keajaiban dunia yang kedua harus Borobudur, bukan yang lain? Alasan beliau adalah, karena Taj Mahal adalah lambang cinta yang dimana para budak yang membangunnya dibunuh agar tidak ada bangunan yang menyerupai Taj Mahal. Selain itu ada dua masjid di samping kiri dan kanan Taj Mahal yang justru disalahgunakan sebagai tempat wisata, dibalik tempatnya sebagai tempat ibadah. Selain itu colosseum, tempat ini sangat biadab, karena mengadu manusia dengan binatang. Sehingga tidak ada nilai baik yang terkandung ketika dijadikan sebuah keajaiban dunia. Ada juga tembok besar cina, bangunan kokoh dan megah namun pembangunannya memakan banyak korban jiwa. Itu sangat biadab, dimana demi membatasi wilayah, manusia-manusia dikorbankan demi kepentingan penguasa, menurut beliau. Ada pula piramida, yang juga tidak manusiawi dalam pembuatannya, dimana para budak dipaksa oleh fir’aun dan tidak sedikit dari mereka yang dibunuh.

Itulah mengapa beliau memasukan Borobudur sebagai keajaiban dunia kedua di bawah Ka’bah. Kita tunggu saja realisasi dari niat beliau untuk membuat buku filosofi dibalik Keajaiban-Keajaiban Dunia. Banggalah sebagai Orang Indonesia!

You Might Also Like

0 komentar