Rindu Yang Tidak Mungkin

19.48.00

Aku mencintaimu, walau waktu telah memisahkan hariku dan harimu. Semuanya masih akuingat. Kata-kata manis itu, dan juga senyum indahmu. Dahulu, kita memang tidak sering bertemu. Tapi semua terasa indah. Karena hati kita selalu saling berharap. Menunggu rindu itu saling bertemu. Kaumemanjakan mataku dengan lukisan senyum yang kaubuat. Kau juga tidak memberi celah kepada sela-sela tanganku, yang selalu kaugenggam.


Entah aku yang masih terlalu berharap tinggi, atau memang semuanya sudah kaubuang. Kini, rasa itu seakan hilang. Bahkan rasa itu berubah menyakitkan. Saat semua rasa ini, tidak pernah menemukan harapnya lagi. Aku menyesal. Sangat menyesal. Andai waktu bisa berbalik kembali. Aku tidak ingin setuju melepaskan semua. Terlalu sakit semuanya terasa ketika dunia kita berubah menjadi pribadi yang berbeda. Aku-­kamu dalam ejaan yang terpisah.

Akumasih ingin kita menciptakan pelangi seperti dahulu. Akumasih ingin memberikan waktuku dalam harimu. Akumasih ingin tintaku mengalun di kertas hidupmu. Akumasih menciptakan nada yang kulantunkan untukmu. Akumasih tertidur dalam imajimu. Masih ada semua titik-titik tak terhingga di bayanganmu. Mereka masih membawaku. Mereka masih meminta kumengikuti. Jejak langkahmu masih terlalu nyata untuk akuhapus.

Jika kamu melihat ini, aku hanya ingin kamutahu. Semua kata itu benar adanya. Ini dariku, yang masih mengharapkanmu. Menyimpan rapi rasa sayang, walau hanya berujung sakit. Sakit yang tidak lagi kaupedulikan. Walau hanya dengan memberikan senyuman seperti dahulu. Tak acuh dalam ketidakpastian. Akuingin kamumelihat. Disini, aku masih menyusun serpihan luka yang kauberi. Bodoh memang, mengharapkan bintang, walau bintang itu sudah bersama bulan. Yang ada, hanya aku, matahari yang tertidur, dalam rindu yang tidak disambut.



Tetaplah bersama kata-kata yang akubuat.
Inspirasiku.
Yang sudah pergi bersama pemilik baru.

You Might Also Like

0 komentar