Antara Perlu Dan Tidak

06.52.00

Harusnya aku tidak hadir dan membawa sejuta masalah dalam bahagiamu. Sekejap berbicara, sejuta kesalahan datang. Percuma menangis, dunia yang terlalu timpang itu sangat terasa. Lalu harus bagaimana? Pergi! Itu cara terbaik. Atau bahkan mati, agar matahari tetap bersinar. Tidak aku halangi dengan awan-awan yang sumbang. Sudahkah kaumengerti? Apa yang masih ingin kaucari?

Semua sudah kaudapat dari mereka. Bahagia, cinta, perhatian, dan segala hal yang menyenangkan dan nyaman itu selalu hadir bersama mereka. Percayalah, saat kau melihat ke arahku, kau melihat ada matahari yang jauh bersinar di cakrawala lain. Jauh lebih menyilaukan.

Omong kosong apalagi yang akan muncul ketika semuanya akumulai? Air mata itu tidak akan memanggilku untuk melintasi jalan yang ada di duniamu. Ia justru hanya melambaikan tangannya dan tersenyum berkata; berhentilah, ini duniaku sendiri, bukan dunia kita. Sementara ketika aku menangis, ia air itu selalu merengek meminta semua tangan memegangnya dan berkata seakan ini tidak harus terjadi.

Masihkah ada sebenarnya hadirku?
Harusnya aku yang belajar melepaskan, dan memulai dunia baruku. Hilang tanpa meninggalkan jejak. Bahkan seharusnya aku mati. Jika memang itu terjadi, aku jadikan catatan ini sebagai catatan terakhirku. Catatan orang yang seharusnya tidak hadir dalam hidupmu.

Semoga harimu indah, aku akan mati. Doakan aku tenang bersama semua ini.

You Might Also Like

0 komentar